Jadi juga nonton "Journey to The Center of The Earth" in 3D

Wah...keren abis deh.

Tidak spt film Spykid 3D, hanya pada adegan tertentu penonton diharuskan memakai kacamata merah-sian(biru muda). Pada film "journey" penonton harus pake kaca mata selama film diputar, tapi nyaman koq..tidak pusing. dan bukan kaca mata anaglyph (merah-sian), jadi warna film 'Journey" tidak terdistorsi...alias tetap full colour. Dan kacamatanya lebih mirip kaca mata polarized tapi lebih 'advance', yaitu 'wavelenght' glasses (info teknis yg lebih detil dpt dilihat di SINI-pdf). Walau kepala atau kacamata miring, tetap bagus memfilter gambar sesuai pandangan stereoskopis dan tidak ada ghost image(bayangan semu).

Kacamatanya yg bagus ini tidak boleh dipinjam ke rumah, alias 'kebawa' pulang. he he he...mau ke WC atau keluar ruang theater, kacamata harus dikembalikan...bila ngotot tetep masukin ke dalam tas...maka alarm dipintu ruang theater akan berbunyi. pintu masuk-keluar telah dipasang sensormatic kayak di supermarket.

Saya nonton di Plaza Senayan XXI (studio1) dan HTM-nya: senin-kamis Rp 50rb, tapi kalau jum'at-minggu HTM menjadi Rp 100rb. Dan Cuma ada di 2 gedung bioskop saja, krn hanya gedung bioskop tsb dapat 'pinjaman' projector digital khusus 3D.

Jelas film ini lebih advance lah soal teknik 3D-nya, dan karena pake materi digital theater (Dolby 3D Digital Cinema), sehingga film ini bebas interupsi dari operator projector yg lalai ;) dan bebas garis baret-baret spt halnya film celuloid yg sering diputar...TAPI akibatnya...film ini kagak ada text-nya (sub-title bahasa indonesia atau bahasa lainnya)!!! ..jadi kalo bawa anak-anak kudu rajin jadi 'penterjemah' ya =D

Tentang 'kedalaman' ceritanya, ini hal yg bisa bakal menjadi diskusi yg panjang. Diskusi spt ini terulang lagi pada berberapa dekade-dekade sebelumnya:

Sama halnya pertama kali film BISU menjadi BERSUARA. Chaplin adalah salah satu artis yg ngga sreg' dng penambahan suara. Kenapa? Karena awal-awalnya orang lebih memperhatikan efek-efek suara drpd alur
cerita dan pesan2 yg disampaikan dari 'gambar bergerak'.
Tapi lambat laun...suara adalah suatu seni untuk memperkuat cinematografi

Kemudian, film HITAM_PUTIH menjadi BERWARNA, lagi2 pro-kontra terulang....di awal2 film berwarna penonton masih terkesima dng warna-warni di layar bioskop. banyak film2 'dangkal' dalam cerita
(kata kritisi film lho) hanya pamer warna.
Dan sekarang,... wah...kagak ada deh penonton (umumnya) yg sudi lagi nonton film black-&-white kecuali film-film nyeni bangat macam SchinderList karya Steven Spielberg.

Nah...sekarang hollywood dan industri-industri film dan hiburan mencoba 'migrasi' dari BERWARNA ke TIGA DIMENSI. Migrasi ini coba di angkat di festival di singapore tgl 19 - 23 Nov 2008 termasuk film Journey ini diputar di
http://www.3dxfestival.com/
info lain
http://in.sys-con.com/node/755425
)sayangnya... gw ngga sempat datang euy.. :(
Katanya, salah satu acaranya adalah benar2 festival film 3Dimensi. Melihat sampai sejauh mana sih sensasi "kedalaman dan jarak" pada gambar 3dimensi bisa memperkuat cinematografi pada umumnya.

Dan lagi2 diskusi2 sreg dan tidak sreg, muncul lagi, krn film2 3D masih berkesan 'pamer' 3D ..... a.t.a.u ....penontonnya yg masih terkesima dng efek 3D...wow! wah! uih! Oo! ck ck ck!...dan lain2 komentar adalah yg kerap kali muncul di-awal2 film, dan penonton mengabaikan 'kedalaman' cerita (kalo ada ;P )
Makanya film "Journey" tetap dibuat 2 FORMAT, yg mau nonton 3D silahkan (cuma ada di dua gedung bioskop doang)...yg senang film biasa ya monggo wae, bisa disaksikan di kebanyakan gedung bioskop.

Penonton film biasa(non-3D) akan lebih asyik memperhatikan jalannya cerita adaptasi dari karangan Jules Verne di film tsb, dari pada sibuk 'amaze' dng sensasi visual yg tidak biasa ini.

Tahun2 ke depan...thanks to technology, dan kecendrungannya,..film2 Hollywood, bakal lebih sering-sering mengeluarkan film dng 2 format. eh...malah setidaknya 3 format, spt telah terjadi pada film Beowulf, yaitu:
non-3D, 3D dan IMAX (dengan atau tanpa 3D).

APakah Indonesia siap? info aja: di Bangkok, bioskop IMAX sudah lama masuk mall, lho. Sedangkan kita, untuk menikmati gigantic screen masih harus ke TMII - Keong Mas, dan itupun belum siap dng film IMAX 3D.

salam
iful

Komentar

henky mengatakan…
Ipul, kita rencana hari selasa malam mau nonton JTCE di Plaza senayan, mau ikutan nggak?
Eh Blog yg gw punya namanya http://henkykuntarto.wordpress.com/
iful mengatakan…
Ikut donk.
Blog loe dah gue lihat dan tinggal komentar juga.