Saat ini, Era Digital, tetapi penggemar suara analog masih ada dan banyak! Itu ditunjukkan baru-baru ini selama Audio 2018 Video Show yang diadakan di Warsawa selama 3 hari, pada 16-18 November 2018.
Suara analog dimulai dari penerima (mikrofon), dilanjutkan dengan bagian perekaman sampai kita dapat mendengar suara kembali melalui sound system yang berdasarkan perubahan amplitudo per waktu. Tidak ada sinyal suara digitalisasi selama perekaman / pemutaran dan transmisi dari sistem ke telinga manusia.
Memang suara analog memiliki beberapa keterbatasan jika dibandingkan dengan saingannya, suara digital, seperti jangkauan frekuensi, rentang dinamis (sinyal ke suara) dan "Wow & Flutter". Semua keterbatasan ini disebabkan oleh sistem mekanik pada mesin perekam / pemutar dan materialnya, misalnya alur (rekaman piringan hitam - PH), fluktuasi magnetik (pita, kaset) dan sistem penguatnya (pre-amp, power amplifier).
Kekurangan lainnya adalah suara analog yang sesungguhnya tidak dapat ditransmisikan atau disimpan melalui media digital, yaitu menggunakan speaker / earphone bluetooth, streaming dari internet atau memori flash disk, karena media digital akan mendigitalkan sinyal suara terlebih dahulu sebelum memancarkannya. Jadi, suara analog mesti didengarkan langsung dari keseluruhan sistem analog, paling tidak dari rekamannya (PH atau kaset), hingga penguat dan akhirnya terdengar pada loudspeaker. Jadi, jika memutar PH / kaset tetapi mendengarnya melalui speaker / amplifier bluetooth, ini berarti kita mendengar suara olahan digital dan bukan analog.
Dari sudut pandang teknologi, audio analog (dan sistemnya) jauh lebih sederhana daripada teknologi video. Sistem audio analog yang layak mampu menghasilkan kualitas suara pada tingkat akurasi tertentu. Nah ini!! Bagian yang paling menarik dari suara analog adalah untuk kegiatan yang seksama prosedur-prosedur teknis ketika mengoperasikan sistem analog audio untuk mendapatkan detil suara lebih tinggi dan bukan hanya mendengarkan koleksi musik saja.
Pendapat saya, sistem suara analog tidak akan stagnan karena masih banyak ruang untuk perbaikan. Untungnya, saya menyaksikan satu di acara Audio Show di mana meja putar mengambang (Mag-Lev) telah membuktikan bahwa tantangan mekanis dapat diselesaikan dengan teknologi-teknologi terbaru saat ini. Sejak beberapa dekade terakhir, ada beberapa upaya untuk mengganti pick-up mekanis (jarum) dengan laser untuk menghindari kontak fisik pada permukaan piringan hitam. Salah satu alasannya adalah agar alur analog audio menjadi lebih awet dan tahan lama. Mudah-mudahan, akan ada teknik transduser baru untuk membaca fluktuasi magnet pita tanpa menyentuh pita seperti dilakukan tape-head sekarang.
english version at my facebook |
Suara analog dimulai dari penerima (mikrofon), dilanjutkan dengan bagian perekaman sampai kita dapat mendengar suara kembali melalui sound system yang berdasarkan perubahan amplitudo per waktu. Tidak ada sinyal suara digitalisasi selama perekaman / pemutaran dan transmisi dari sistem ke telinga manusia.
Memang suara analog memiliki beberapa keterbatasan jika dibandingkan dengan saingannya, suara digital, seperti jangkauan frekuensi, rentang dinamis (sinyal ke suara) dan "Wow & Flutter". Semua keterbatasan ini disebabkan oleh sistem mekanik pada mesin perekam / pemutar dan materialnya, misalnya alur (rekaman piringan hitam - PH), fluktuasi magnetik (pita, kaset) dan sistem penguatnya (pre-amp, power amplifier).
Kekurangan lainnya adalah suara analog yang sesungguhnya tidak dapat ditransmisikan atau disimpan melalui media digital, yaitu menggunakan speaker / earphone bluetooth, streaming dari internet atau memori flash disk, karena media digital akan mendigitalkan sinyal suara terlebih dahulu sebelum memancarkannya. Jadi, suara analog mesti didengarkan langsung dari keseluruhan sistem analog, paling tidak dari rekamannya (PH atau kaset), hingga penguat dan akhirnya terdengar pada loudspeaker. Jadi, jika memutar PH / kaset tetapi mendengarnya melalui speaker / amplifier bluetooth, ini berarti kita mendengar suara olahan digital dan bukan analog.
Dari sudut pandang teknologi, audio analog (dan sistemnya) jauh lebih sederhana daripada teknologi video. Sistem audio analog yang layak mampu menghasilkan kualitas suara pada tingkat akurasi tertentu. Nah ini!! Bagian yang paling menarik dari suara analog adalah untuk kegiatan yang seksama prosedur-prosedur teknis ketika mengoperasikan sistem analog audio untuk mendapatkan detil suara lebih tinggi dan bukan hanya mendengarkan koleksi musik saja.
Pendapat saya, sistem suara analog tidak akan stagnan karena masih banyak ruang untuk perbaikan. Untungnya, saya menyaksikan satu di acara Audio Show di mana meja putar mengambang (Mag-Lev) telah membuktikan bahwa tantangan mekanis dapat diselesaikan dengan teknologi-teknologi terbaru saat ini. Sejak beberapa dekade terakhir, ada beberapa upaya untuk mengganti pick-up mekanis (jarum) dengan laser untuk menghindari kontak fisik pada permukaan piringan hitam. Salah satu alasannya adalah agar alur analog audio menjadi lebih awet dan tahan lama. Mudah-mudahan, akan ada teknik transduser baru untuk membaca fluktuasi magnet pita tanpa menyentuh pita seperti dilakukan tape-head sekarang.
Links
Mag-Lev
Laser Turntable
Audio Video Show 2018 Audio Video Show
Analog Sound Fans (facebook group)
Komentar